Alat Musik Tradisional Banten

Pengaruh kerajaan Islam yang masuk pada abad ke-16 menjadikan Banten sebagai salah satu kerajaan Islam yang memiliki pusat pelayaran dan perdagangan dengan Bandar yang kini dikenal sebagai kota “banten lama”. Banten menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan agama Islam pada masa pemerintahan Sultan Malik Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa. Pengaruh Islam tampak kuat pada kesenian tradisionalnya, misalnya pada rampak bedug. Seni ini memperlihatkan keterampilan dan kelincahan memukul bedug, biasanya dimaikan oleh para gadis dengan menggunakan busana muslimah. Kesenian lain yang bernafaskan Islma adalah kesenian Marawis, syaman, terbang gede, beluk, qasidah dan rudat. Selain itu Banten juga dikenal dengan kesenian yang menonjolkan kekebalan misalnya debus yang menggunakan gerakan dasar yang berupa gerakan silat. Pertunjukan debus memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam dan panas, diantaranya menusukan paku besar di perut tanpa meninggalkan bekas di kulit dan memasak di atas kepala. Kesenian Banten lainnya yaitu rudat, calung renteng, segeng, dodo, rengkong, angklung buhun, penca gacle, almamad, dan ubrug.

Bedug


Merupakan alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Rampak bedug adalah sebuah tradisi warisan masa lalu yang muncul di Banten, tepatnya di Pandeglang. Sebuah kota yang memiliki banyak sejarah dan tempat awal lahirnya kerajaan Sunda pertama.

Rampak bedug sendiri berasal dari kata rampak atau kompak. Kompak atau sama pukulannya dan juga gerakannya. Konon dahulu kala sebelum munculnya bedug, sarana untuk menandakan datangnya waktu ibadah umat Islam adalah kentongan, hanya saja bunyi kentongan sering menghasilkan banyak pengertian panggilan. Karena ketika ada malingpun kentongan juga dibunyikan. Maka untuk membedakannya dibuatlah bedug sebagai pasangannya.

Angklung Buhun


Angklung buhun merupakan alat musik tradisional khas Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dinamakan buhun karena kesenian ini lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy. 

Buhun berarti tua, kuno (baheula). Jadi, maksudnya angklung buhun adalah angklung tua yang menjadi kesenian pusaka masyarakat Baduy. Kesenian ini dianggap memiliki nilai magis (kekuaan gaib) dan sakral.

Selain itu kesenian ini juga punya arti penting sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi masyarakat Baduy.

Saat ini kelompok pemain kesenian angklung buhun sangat jarang ditemui atau dipentaskan. Biasanya kesenian ini sekarang hanya dijumpai pada acara-acara ritual, seperti acara adat Seren Taun di Cisungsang dan Seba di masyarakat Baduy, Kabupaten Lebak.

Kesenian Buhun memiliki karakter kesenian yang sederhana baik dalam lirik atau lagunya. Biasanya menggambarkan alam sekitar sehingga menciptakan suasana yang nyaman, damai, dan harmonis.

Dogdog Lonjor


Dogdog lojor merupakan instrumen musik khas dari daerah Banten Selatan. Instrumen ini dimainkan dengan cara ditabuh, sehingga mengeluarkan bunyi 'dog... dog...'. Bunyi itulah yang menjadi asal muasal nama alat musik ini. Adapun ‘lojor’ berarti panjang, sesuai bentuknya yang memiliki panjang hampir 1 meter.

Alat musik yang terbuat dari kayu ini berbentuk silinder memanjang. Bagian tengahnya dibuat berongga, dengan salah satu sisinya ditutup dengan membran dari kulit kambing. Kulit kambing ini direnggangkan dengan cara diikat dengan seutas tali dari kulit bambu. Tingkat kerenggangan dari kulit kambing ini menentukan bunyi yang dihasilkan.

Dogdog lojor diduga berkembang pertama kali dari Kabupaten Lebak, sisi selatan Banten. Instrumen ini menjadi salah satu pengiring dalam ritual adat masyarakat setempat seperti seren taun atau ruwatan. Tabuhan dogdog lojor dibawakan oleh sejumlah pemain secara riang gembira sebagai wujud rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.

Salah satu variasi pengembangan fungsi instrumen ini terwujud dengan adanya prosesi ngadu dogdog. Dalam prosesi ini, dua kelompok pemain dogdog lojor dan angklung yang saling berhadapan dan mengadu ketangkasannya. Masing-masing berupaya memukul dogdog milik lawannya. Adu ketangkasan ini dibungkus dengan gaya jenaka sehingga menjadi tontonan yang menghibur para penonton.

Pantun Bambu


Pantun adalah alat musik tradisional khas rakyat Cilegon uang terbuat dari bambu berdiameter rata-rata 10 cm panjang 80 cm, beruas dua dengan lubang ditengah dan berlidah disayat dengan tiga buah senar sembilu beranda empat tangga nada. Dalam satu grup pantun bambu dibutuhkan paling sedikit tiga pantun yang terdiri dari pantun melodi gendang tepak, pantun bas gendang bung dan pantun ritme gendang blampak, yang apabila dimainkan secara serempak akan menimbulkan bunyi mirip atau nyaris sama dengan iringan patingtung. Pada awalnya musik pantun dimainkan disaat-saat melepas lelah setelah para petani bekerja sawah, dengan peralatan bambu sederhana saapat menimbulkan irama yang menghibur. Dalam perkembangannya saat ini alat musik “pantun” telah banyak dikolaborasi dengan alat musik lainnya seperti musik patingtug, rudat, terbang gede dan sebagainya. Pantun sekarang ini juga digunakan untuk mengiringi lagu dan tarian.

Bedrong Lesung atau Lisung 


Lesung merupakan tempat untuk menumbuk padi, yang dipukul dengan alu (gagang/tongkat) penumbuk padi akan menimbulkan alunan irama yang yang khas dan enak didengar, yang biasanya dilakukan enam orang.

Lesung yang dipukul-pukul merupakan salah satu kesenian masyarakat Cilegon, Banten, dinamakan Bedrong Lesung.

Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat dalam menyambut Panen Raya, dengan tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang telah membuahkan hasil.

Demikianlah pemaparan sekilas mengenai Alat Musik Tradisional Banten. Semoga bermanfaat.

No comments for "Alat Musik Tradisional Banten"