Tari Tradisional Jawa Barat
Pulau jawa memiliki banyak tarian tradisional yang harus di jaga kelestariannya, kita coba mengenal Tarian Tradisional Jawa Barat. Jawa Barat memiliki ciri khas tersendiri dari seni dan budaya, kita bisa lihat setiap tahun ada ondel ondel dan tari Topeng. Orang sunda sangat getol kalau mengenai budaya daerahnya di jaga dan di wariskan ke generasi penerus dan kembangkan di seluruh Indonesia.
Beberapa tarian tradisional yang ada di jawa barat diantaranya adalah Tari Jaipong, Tari Merak, dan Tari Topeng Cirebon. Macam-Macam Tarian tersebut tidak hanya sebatas tarian biasa, tetapi memiliki sejarah dan maknanya masing-masing, berikut ini kamu berikan ulasan dari macam-macam Tarian Tradisional Jawa Barat tersebut :
Tari Jaipong
Tari Jaipong sangat terkenal di jawa barat bahkan seluruh wilayah Indonesia bahkan diikutkan dalam festifal tarian mancanegara, tarian kebanggaan jawa barat ini merupakan tarian yang mengedepankan keindahan gerakan yang beragam bahkan sebagaian orang menyebut tari jaipong merupakan tarian erotis. Namun bila kita menyimak secara benar tari Jaipong merupakan tarian keindahan yang membuat orang banyak senang melihatnya
Tari Topeng
Tari Topeng berasal dari Cirebon yang sering kita lihat di daerah jawa barat bahkan ditelevisi. Menurut sejarahnya tari topeng Menurut T. Tjetje Somantri (1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongan topeng berupa wayang wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan sebagai awal perkembangan Tari Topeng Priangan. Keistimewaan tari Topeng ini. Selama menari, penari menggunakan 3 buah topeng yang berwarna putih, biru dan merak secara bergantian. Topeng putih menggambarkan sifat lembut, topeng biru menggambarkan kelincahan, dan topeng merah menggambarkan sifat buruk dan pemarah. Sehingga karakteristik tarian yang disajikan dalam tari topeng ini berubah-ubah mengikuti topeng yang digunakan penari
Keindahan Burung Merak menjadi inspirasi bagi orang jawa barat untuk menciptakan tarian yang indah seperti burung merak, tarian merak biasanya berfungsi untuk acara penyambutan tamu kehormatan dan juga bisa dijadikan acara mengiringi kemanten menuju pernikahan dan ini dilakukan oleh adat sunda, Pakaian yang dipakai dibuat semirip burung merak dan kepala di beri mahkota sehingga penari bisa tampil sangat menawan
Tari wayang dulu di ciptakan oleh Syekh Syarif Hidayatullah pada abad ke 16 tepatnya di daerah cirebon dan kemudian tersebar sampai seluruh jawab barat
Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain :
- Tari Tunggal yaitu tarian yang dibawakan oleh satu orang penari dengan membawakan satu tokoh pewayangan. Contoh : Tari Arjuna, Gatotkaca, dll
- Tari berpasangan, yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih yang keduanya saling melengkapi keutuhan tariannya, contoh : Tari Sugriwa, Subali dll.
- Tari Massal yang berjumlah lebih dari satu penari dengan tarian atau ungkapan yang sama. Contoh : Tari Monggawa, Badaya.
Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk tilu merupakan tarian tradisi Jawa Barat khususnya wilayah Priyangan, Bogor dan Purwakarta. Pertunjukan tari Ketuk Tilu terdiri dari penari wanita yang biasa disebut ronggeng dan nayaga sebagai pengiring musik.
Pertunjukan ketuk tilu biasanya dilakukan diarea terbuka baik didalam maupun diluar ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki (sunda = obor).
Pada pertunjukan Ketuk Tilu pertama dilakukan tatalu (membunyikan alat musik) dengan tujuan untuk memanggil penonton. Setelah para penonton banyak pertunjukan akan diawali dengan tari pembuka, yaitu para penari wanita (Ronggeng) memasuki gelanggang, menari bersama mengitari lampu oncor, gerakan tarinya disebut jajangkungan dan wawayangan dan gerakannya sudah ditata terlebih dahulu, dengan tempo irama lambat.
Setelah tarian pembuka baru dilakukan tari bersama antara ronggeng dan penonton laki-laki, dan acara puncak disebut dengan parembut ronggeng. Dalam acara tersebut para penonton berebut untuk menari dengan ronggeng pilihan mereka.
Tari Keurseus
Tari Keurseus merupakan tarian tradisional Jawa Barat yang disusun oleh R. Sambas Wirakoesoemah, lurah Rancaekek (Bandung) tahun 1915-1920 dan 1926-1935. Beliau adalah putra Nyi Raden Ratnamirah dan Raden Mintapradjakoesoemah, wedana Tanjungsari, Sumedang.
Pada awalnya dikenal tari tayub/tayuban yaitu tarian yang dilakukan oleh para menak (pejabat). Pada tahun 1905-1913, Wirakoesoemah belajar tari kepada Uwanya, Rd. Hj. Koesoemaningroem, penari di Kabupaten Sumedang dan ia juga belajar pada Sentana (Wentar), pengamen Topeng dari Palimanan, Cirebon tahun 1914. Dari bekal belajar tari itu, kemudian ia menyusun dan merapikan tari Tayub yang pada masanya sering dilakukan oleh para penari yang sudah dipengaruhi oleh minuman keras dan menari tanpa ada gerakan dasar. Dengan tujuan untuk menata budi para menak maka R.Sambas Wirakoesoemah mendirikan perguruan tari.
Perguruan tarinya diberi nama Wirahmasari yang didirikan tahun 1920 di Rancaekek dengan murid-muridnya yang kebanyakan berasal dari kalangan menak yang kemudian menyebarkannya ke seluruh Tatar Sunda. Pelajaran yang diajarkan secara sistematis pada murid muridnya dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah Cursus. Dalam lafal sunda menjadi Keurseus, sehingga tari yang diajarkan di Wirahmasari ini kemudian dikenal dengan nama Tari Keurseus.
Tari Buyung
Tari buyung adalah tarian tradisional Jawa Barat yang biasanya dilakukan pada acara puncak pada upacara seren taun yang dilakukan masyarakat Jawa Barat. Tarian ini merupakan kreasi dari Emalia Djatikusumah, istri dari Pangeran Djatikusumah salah seorang sesepuh adat.
Tarian ini menggambarkan para gadis desa yang mandi dan mengambil air bersama-sama dicurug (air terjun) Ciereng dengan menggunakan buyung (tempat air dari logam/tanah liat)
Ronggeng Bugis
Ronggeng Bugis atau Tari Telik Sandi adalah salah satu tari tradisional yang bersifat komedi dari Cirebon. Tarian ini bersifat komedi karena dimainkan oleh penari laki-laki sebanyak 12 - 20 orang dengan dandanan dan gaya menari layaknya perempuan. Namun jangan salah walaupun bergaya wanita, makeup yang dipergunakan oleh penari tidak kelihatan cantik justru bisa dibilang mirip baduk yang mengundang gelak tawa.
Asal mula tari Ronggeng Bugis, dilatarbelakangi ketegangan yang terjadi antara kerajaan Cirebon dengan Kerajaan Islam. Sunan Gunung Djati sebagai Raja Cirebon saat itu menyuruh seorang kerabat kerajaan yang berasal dari Bugis untuk memata-matai atau saat itu dikenal dengan istilah telik sandi Kerajaan Pajajaran. Waditra / pengiring musik yang dipakai pada pertunjukan tari telik sandi / ronggeng bugis ini adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat antara lain Kelenang, Gong kecil, Kendang, Kecil, dan Kecrek.
Tari Sintren
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Gadis tersebut dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung kain. Pawang/dalang kemudian berjalan memutari kurungan ayam itu sembari merapalkan mantra memanggil ruh Dewi Lanjar. Jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar berhasil, maka ketika kurungan dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan cantik, lalu menari diiringi gending
Tari Sampiung
Tari Sampiung adalah tari tradisional Jawa Barat pada zaman dahulu yang dipertunjukan sebagai kelengkapan upacara hari-hari penting seperti Seren Taun, Pesta Panen, Ngaruat, Rebo Wekasan, bahkan pada hari raya kenegaraan seperti pada perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan RI.
Asal mula nama Tari Sampiung karena lagu pengiringnya berjudul Sampiung. Kadang disebut juga Tari Ngekngek, karena waditra pengiringnya adalah Tarawangsa (alat Gesek, seperti Rebab) yang biasa disebut Ngekngek. Sebagian orang menyebutnya Tari Jentreng, karena salah satu waditra pengiringnya adalah Jentreng, yaitu alat petik berupa kacapi dengan ukuran kecil, yang juga biasa dipinjam namanya untuk nama tarian yang ditampilkan.
Itulah tarian tradisional jawa barat yang wajib di lestarikan dan terus di kembangkan jangan sampai hilang. Dengan mengenal budaya daerah di seluruh Indonesia kita akan menambah wawasan budaya Negara Tercinta Ini.
No comments for "Tari Tradisional Jawa Barat"
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan pesan jika anda mempunyai saran kritik ataupun pertanyaan seputar topik pembahasan.