Rumah Adat Kalimantan Timur

Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia,tepatnya di pulau Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia dengan luas wilayah 245.237,80 km2, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.

Suku asli Kalimantan terdiri dari suku Dayak dan suku Melayu (Halok) serta suku pendatang seperti suku Jawa, Bugis, Mandar, Bajau, dan suku Tionghoa.

1. Rumah Lamin


Rumah Lamin merupakan identitas masyarakat Dayak yang berada di Kalimantan Timur. Diresmikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1967. Rumah Lamin mempunyai panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah adat ini dapat ditinggal oleh beberapa keluarga sekaligus, salah satu rumah Lamin yang berada di Kalimantan Timur bahkan dihuni oleh 12 hingga 30 kepala kelurga.

Ciri Khas

Berikut ciri khas dari rumah lamin :
  1. Banyak ditemukan ukiran-ukiran atau gambar yang mempunyai makna bagi masyarakat Dayak di Kalimantan Timur. Salah satu fungsi dari ukiran-ukiran atau gambar pada bagian rumah Lamin adalah untuk menjaga keluarga yang hidup dalam rumah dari bahaya. Bahaya disini adalah ilmu-ilmu hitam yang umumnya ada di masyarakat Dayak yang digunakan untuk mencelakai seseorang.
  2. Rumah Lamin mempunyai warna khas yang dipakai untuk menghias badan rumah. Warna khas itu adalah warna kuning dan hitam dan warna lainnya yang masing-masing memiliki makna. Warna kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru melambangkan kesetiaan, dan warna putih melambangkan kebersihan jiwa.
  3. Rumah Lamin dibuat dari kayu Ulin yang dikenal oleh masyarakat Dayak dengan nama kayu besi. 
  4. Halaman rumah Lamin biasanya dipenuhi dengan patung-patung atau totem. Patung-patung atau totem ini merupakan dewa-dewa yang dipercaya oleh masyarakat Dayak sebagai penjaga rumah dari bahaya.

Rumah Lamin terbagi atas tiga ruangan yaitu :


  1. Ruang tamu umumnya digunakan untuk menerima tamu dan juga untuk pertemuan adat. Ruang tamu adalah ruangan kosong yang panjang. Di sisi luar rumah Lamin, ada sebuah tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam. Tangga ini mempunyai bentuk dan model yang sama baik pada rumah Lamin yang dihuni masyarakat Dayak kelas menengah ke atas maupun masyarakat Dayak kelas menengah ke bawah. Di bagian bawa rumah Lamin biasanya digunakan untuk memelihara ternak.
  2. Ruang tidur terletak berderet dan umumnya dimiliki oleh masing-masing keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut. Ruang tidur juga dibedakan antara ruang tidur lelaki dan ruang tidur perempuan kecuali jika sang lelaki dan perempuan sudah menikah.
  3. Dapur

Bentuk Rumah Lamin

Rumah Lamin berbentuk persegi panjang dan memiliki atat yang berbentuk seperti pelana. Rumah ini mempunyai tinggi kurang lebih 3 meter dari tanah dan lebar kurang lebih 15-25 meter dan panjang 200-300 meter. Memiliki beberapa tiang penyangga untuk menopang rumah. Tiang-tiang penyangga rumah Lamin dibagi atas dua bagian. Tiang penyangga inti adalah tiang yang menyangga atap rumah Lamin. Tiang penyangga lainnya adalah tiang yang menopang lantai-lantai rumah lamin. Tiang-tiang ini berbentuk seperti tabung.

Pintu masuk rumah Lamin dihubungkan dengan beberapa tangga sebagai jalan masuk ke dalam rumah. Pada halaman depan rumah Lamin terdapat patung-patung atau totem yang dibuat dari kayu. Pada bagian tengah rumah ada sebuah tiang besar yang dibuat dari kayu yang berfungsi untuk mengikat ternak atau hewan peliharaan. Bagian ujung atap rumah Lamin dihiasi dengan kepala Naga yang terbuat dari kayu.


2. Rumah Bulungan



Rumah adat Bulungan terletak di wilayah Kalimantan timur tepatnya di kota tanjung selor, secara gaya arsitektur rumah adat bulungan lebih condong ke gaya arsitektur kolonial yang disesuaikan dengan iklim tropis di indonesia, rumah adat khas bulungan sejatinya hanya digunakan untuk pertemuan penting di masa kesultanan bulungan, arsitektur rumah adat bulungan itu sendiri terpengaruh karna akibat adanya kegiatan perdagangan hindia belanda di bulungan pada massa itu, kegiatan ini mempengaruhi kegiatan masyarakat bulungan khususnya di bidang arsitektural yang sudah disesuaikan dengan iklim setempat contoh nya, munculnya bentukan dormer pada bagian atap, bentuk bangunan yang megah dan simetris dan terdapat motif bunga serta pengolahan landscaping yang formal.

Untuk karakteristik bangunan bulungan, bangunan dayak islam melayu dan belanda pernah mempengaruhi  gaya bangunan di bulungan sesuai jaman dan bentuk social yang dilakukan pada jaman itu yang akhirnya di aplikasikan pada bentuk rumah adat khas bulungan, pada muka bangunan  terdapat tiga atap limas an segitiga, pada bagian belakang sisi kanan dan kiri bangunan memiliki gaya atap dengan sentuhan gevel khas arsitektur belanda yang terkenal pada tahun 1800-an yaitu the empire style yang berkesan megah dengan kolom kolom yang berjajar pada teras rumah. Untuk mewaikili budaya dayak dapat dilihat pada bentuk rumah tanduk yang merupakan rumah adat suku bulungan.

Demikian penjelasan singkat mengenai Rumah Adata Kalimantan Timur, semoga bermanfaat.