Tarian Tradisional Sulawesi Utara
Selain kaya akan sumber daya alam, Sulawesi Utara juga kaya akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Keanekaragaman seni dan budaya dari berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru menjadikan daerah nyiur melambai itu semakin indah dan mempesona.
Berbagai pentas seni dan budaya maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi provinsi yang terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado. Dan yang akan kita bahas dibawah ini adalah Seni Tari yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara, juga kebanggaan Nasional tentunya. Tari tarian yang berasal dari Sulawesi Utara antara lain sebagai berikut:
1. Tari Nyiur Melambai
Tari Nyiur Melambai merupakan tari kreasi dari daerah Sulawesi Utara dimana dalam garapannya mengungkapkan tentang bagaimana keindahan dan suburnya alam Sulawesi Utara sehingga banyak tanaman menghasilkan buahnya, disamping itu pula kehidupan sosial masyarakat Sulawesi Utara yang terkenal dengan hidup rukun dan damai.
Tari Nyiur Melambai dikisahkan sebagai sebuah pohon kelapa yang makin tinggi pohonnya makin produktif hasilnya, namun tinggi pohon kelapa tersebut makin banyak diterpa angin. Tapi kenyataannya karena begitu kokoh dia berdiri maka angin apapun yang datang dia tetap kokoh. Demikian halnya masyarakat Sulawesi Utara makin erat persatuan yang dimiliki makin banyak pula tantangan yang dihadapi, karena kokohnya persatuan yang ada di masyarakat Sulawesi Utara semua tantangan yang datang tidak dapat memecah belah masyarakat yang ada.
Keutuhan pohon kelapa mulai dari akar sampai kedaun menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Sulawesi Utara dalam menghadapi tantangan yang ada baik dalam kehidupan sosial, pekerjaan, pergaulan muda mudi dan semuanya dihadapi dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tarian ini ditarikan secara berkelompok baik oleh pria dan wanita. Jumlah penari Wanita 5 (lima) orang atau lebih, Pria 5 (lima) orang atau lebih bisa berpasangan bisa pula tidak berpasangan. Wilayah Penyebaran Tarian ini : Manado, Tomohon, Minahasa.
Alat Musik Pengiring Tari Nyiur Melambai :
- Tambur Minahasa
- Tagongong Sangihe
- Rebana Bolaang Mongondow
- Kolintang Minahasa
- Tetengkoren Minahasa
- Momongan Minahasa.
2. Tari Lenso
Tari Lenso adalah sebuah tarian tradisional yang dalam perkembangannya telah menjadi suatu tarian tradisi yang dikreasikan dan mengkisahkan tentang tata pergaulan muda mudi masyarakat Minahasa yang mana pada umumnya gadis-gadis Minahasa dalam mencari pria yang akan menjadi pasangan hidupnya sangat selektif dimana pria yang diidamkannya harus memiliki semangat bekerja yang baik, berwibawa, memiliki tata kerama yang baik karena para gadis Minahasa meyakini bahwa pilihannya itu pasti dan senantiasa dapat memenuhi harapan di hari tua.
Dalam garapan Tari Lenso diungkapkan bagaimana seorang pria menggunakan cara-cara yang jitu untuk memikat gadis yang diincarnya. Namun apapun caranya apabila kriteria serta ungkapan hati nurani belum memenuhi sang gadis maka pria tersebut pasti ditolaknya, demikian seterusnya sehingga gadis ini dapat memilih mana pria yang tepat untuk diterimanya.
Tari Lenso berkembang di Minahasa dan dimana ada masyarakat Kawanua bermukim. Penari terdiri dari Pria dan Wanita dengan jumlah penari wanita 3 (tiga) oranga atau lebih, Pria 3 (tiga) orang atau lebih. Penyebarannya di Wilayah Minahasa serta wilayah lainnya dimana ada masyarakat Kawanua bermukim.
Musik Pengiring Tari Lenso :
- Tambur Minahasa
- Suling
- Musik Kolintang
- Tetengkoren
- Momongan
3. Tari Gunde
Tari Gunde telah lama dimiliki masyarakat Sangihe Talaud sebagai tari penyembahan kepada Genggona Langi (Allah Semesta Alam), kemudian menjadi tari istana dan akhirnya menjadi milik rakyat atau tari tradisonal Sangihe Talaud. Tari Gunde telah mentradisi bagi masyarakat Sangihe Talaud dimana berperan dalam berbagai upacara adat, justru busananya pun menggunakan busana adat yang disebut Laku Tepu. Berdasarkan hal tersebut maka tari Gunde belum dapat dikembangkan dan masih dipertahankan keasliannya oleh masyarakat sebagai tari sakral.
Tari Gunde mengungkapkan gerakan-gerakan tari sederhana, lemah-gemulai dengan iringan lagu Sasambo serta alat musik tagonggong perlambang kehalusan budi dan keagungan wanita Sangihe Talaud. Jelaslah bahwa para penari gunde terdiri dari 13 orang wanita dan seorang pemimpin tari yang disebut Pangataseng.
Demi pelestarian dan penyebar luasan tari ini dipertujukkan oleh pemerintah dan masyarakat dari berbagai kegiatan pertunjukan bahkanpun difestifalkan atau dilombakan antar sekolah dengan penekanan tidak boleh dikembangkan atau dikreasikan.
4. Tari Mane'e
Tari Mane’e marupakan tarian tradisional yang berasal dari Talaud Sulawesi Utara. Tarian ini diangkat dari salah satu tradisi masyarakat Talaud dalam menangkap ikan. Tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat kepulauan ”Nanusa”, yang sampai sekarang ini masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap prosesi Mane’e di Kabupaten Talaud.
Mane’e berasal dari kata ”See yang artinya Ya” atau setuju/sepakat, sehingga kata Mane’e diartikan ” Penangkapan ikan secara tradisional melalui masyarakat yang bermusyawarah dan bermufakat untuk menangkap ikan secara bersama – sama.
Adapun tari Mane’e terdiri dari 10 tema yaitu:
- Mengotom Para artinya bermohon kepada Tuhan agar memperoleh hasil yang banyak
- Matuda Sammy artinya menuju tempat penangkapan ikan
- Manabbi’e Sammi artinya pembuatan alat penangkapan ikan dari janus
- Mamotte Sammi artinya Penebaran Janur
- Manolekke Sammi artinya Penarikan Janur
- Mamattae Inna artinya Penombakan Ikan
- Manganute Inna artinya Pengambilan Ikan
- Matahiate Inna artinya Pembagian Ikan
- Mapurette Suwanua artinya Kembali ke Kampung
- Manarim’ma Alana U Mawu artinya Penerimaan berkat melalui ucapan syukur.
Inti penyajian Tari Mane’e adalah mengungkapkan tentang kerja secara bersama atau gotong royong dalam masyarakat Talaud.
Tari Mane’e ditarikan kecara berkelompok pria dan wanita dengan musik pengiring : Suling, Tagonggong, tambur dan alat musik bambu. Penyebaran Tarian ini di Kabupaten Talaud.
5. Tari Kabasaran
Tari Kabasaran terdiri dari tiga bagian: Cakalele, Lumoyak, dan Lalaya’an. Tarian tradisional Minahasa ini, sama seperti tarian dari Indonesia bagian timur lainnya.Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan sebelum berangkat perang. Tapi sekarang, tarian perang ini dipertunjukan untuk menyambut tamu-tamu lokal, domestik, atau internasional, dan juga dalam acara-acara besar di Sulawesi Utara.
6. Tarian Pisok
Tarian dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara ini menceritakan kehidupan masyarakat Minahasa yang selalu hidup rukun, bekerja secara gotong royong, energik dan lincah. Yang menarik dari Tarian Pisok ini adalah namanya. Kata Pisok sendiri didapat dan terinspirasi dari kehidupan burung pisok. Burung Pisok merrupakan burung yangsangat langka di Tanah Minahasa, sempat dijadikan filateli Indonesia lho.Wuihh… keren banget kan??
7. Tarian Mesalai
Masih di Sulawesi utara tarian berikutnya adalah Tari Mesalai. Tarian ini merupakan tari tradisional yang berasal dari daerah Sangihe Talaud Sulawesi Utara.
Dulu Tari Mesalai ini tradisi masyarakat Sangihe Talaud yang percaya akan kekuatan Ghenggona Langi, Dauatang Saluruang (Tuhan Yang Maha Tinggi, Penguasa Alam Semesta). Mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang merupakan keberhasilan/keberuntungan adalah pemberian Ghenggona (Tuhan). Itulah maka masyarakat Sangihe melakukan ritual sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ghenggona melalui bentuk ritual mesalai ini.
8. Tari Maengket
Selanjutnya kita ulas tarian yang sangat molek ini, kamipun sangat menanti bahasan untuk tarian ini karena sangat jatuh cinta padanya, yakni Tarian Maengket. Tarian ini adalah salah satu kesenian tradisional Minahasa yang sungguh berbeda dengan tarian lainnya yaitu memadukan dua kesenian menari dan menyanyi. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh sekitar 20 sampai 30 orang.
9. Tarian Mahambak Bantik
Tidak usah kami ulas panjang lebar untuk tarian marimba ini, karena sudah banyak yang mengetahuinya. Yah memang, tarian ini sama bagusnya bahkan 11-12 dengan tari maengket hanya saja tari Maramba dipertunjukkan untuk merayakan syukuran atas rumah baru dan lainnya. Sungguh sangat senang jika kami bisa menyaksikan tarian ini langsung.
10. Tari Tumatenden
Tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni tomtonasia atau bisa dikatakan juga hiburan sosial yang bermacam-macam fungsinya, paling banyak dijumpai pada upacara perkawinan (adat Minahasa). Tari Tumatenden ini dilakukan oleh sepuluh penari, 9 diantaranya wanita,dan satu laki-laki dan sangat lebih meriahnya lagi tarian ini juga diiringi oleh music dengan iringan Lagu Tumatenden dalam gaya : purtamento, Sumber lagu: M.W Umboh, dialek : Minut-Tonsea.
Demikian Sobat budaya, tari tradisional dari Sulawesi Utara. Semoga menambah wawasan budaya Sobat semua. Semoga bermanfaat.
5. Tari Kabasaran
Tari Kabasaran terdiri dari tiga bagian: Cakalele, Lumoyak, dan Lalaya’an. Tarian tradisional Minahasa ini, sama seperti tarian dari Indonesia bagian timur lainnya.Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan sebelum berangkat perang. Tapi sekarang, tarian perang ini dipertunjukan untuk menyambut tamu-tamu lokal, domestik, atau internasional, dan juga dalam acara-acara besar di Sulawesi Utara.
6. Tarian Pisok
Tarian dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara ini menceritakan kehidupan masyarakat Minahasa yang selalu hidup rukun, bekerja secara gotong royong, energik dan lincah. Yang menarik dari Tarian Pisok ini adalah namanya. Kata Pisok sendiri didapat dan terinspirasi dari kehidupan burung pisok. Burung Pisok merrupakan burung yangsangat langka di Tanah Minahasa, sempat dijadikan filateli Indonesia lho.Wuihh… keren banget kan??
7. Tarian Mesalai
Masih di Sulawesi utara tarian berikutnya adalah Tari Mesalai. Tarian ini merupakan tari tradisional yang berasal dari daerah Sangihe Talaud Sulawesi Utara.
Dulu Tari Mesalai ini tradisi masyarakat Sangihe Talaud yang percaya akan kekuatan Ghenggona Langi, Dauatang Saluruang (Tuhan Yang Maha Tinggi, Penguasa Alam Semesta). Mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang merupakan keberhasilan/keberuntungan adalah pemberian Ghenggona (Tuhan). Itulah maka masyarakat Sangihe melakukan ritual sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ghenggona melalui bentuk ritual mesalai ini.
8. Tari Maengket
Selanjutnya kita ulas tarian yang sangat molek ini, kamipun sangat menanti bahasan untuk tarian ini karena sangat jatuh cinta padanya, yakni Tarian Maengket. Tarian ini adalah salah satu kesenian tradisional Minahasa yang sungguh berbeda dengan tarian lainnya yaitu memadukan dua kesenian menari dan menyanyi. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh sekitar 20 sampai 30 orang.
9. Tarian Mahambak Bantik
Tidak usah kami ulas panjang lebar untuk tarian marimba ini, karena sudah banyak yang mengetahuinya. Yah memang, tarian ini sama bagusnya bahkan 11-12 dengan tari maengket hanya saja tari Maramba dipertunjukkan untuk merayakan syukuran atas rumah baru dan lainnya. Sungguh sangat senang jika kami bisa menyaksikan tarian ini langsung.
10. Tari Tumatenden
Tari Tumatenden termasuk seni tari pertunjukan/seni tomtonasia atau bisa dikatakan juga hiburan sosial yang bermacam-macam fungsinya, paling banyak dijumpai pada upacara perkawinan (adat Minahasa). Tari Tumatenden ini dilakukan oleh sepuluh penari, 9 diantaranya wanita,dan satu laki-laki dan sangat lebih meriahnya lagi tarian ini juga diiringi oleh music dengan iringan Lagu Tumatenden dalam gaya : purtamento, Sumber lagu: M.W Umboh, dialek : Minut-Tonsea.
Demikian Sobat budaya, tari tradisional dari Sulawesi Utara. Semoga menambah wawasan budaya Sobat semua. Semoga bermanfaat.
No comments for "Tarian Tradisional Sulawesi Utara"
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan pesan jika anda mempunyai saran kritik ataupun pertanyaan seputar topik pembahasan.