Senjata Tradisional Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah adalah provinsi terbesar di Pulau Kalimantan, luasnya sekitar 253.800 km dimana sebagian besar wilayahnya adalah hutan. Bagian utara adalah pegunungan yang sulit dijangkau, bagian tengahnya merupakan hutan tropis yang lebat. sedangkan wilayah selatan adalah rawa dengan banyak sungai. Iklim di Kalimantan panas dan lembah.
Kalimantan Tengah menawarkan kepada Anda pengalaman mengesankan berwisata alam, budaya, seni, dan wisata kuliner.
1. Mandau ( Suku Dayak )
Mandau merupakan senjata tradisional yang sudah dikenal sebagai senjata masyarakat suku dayak dari Kalimantan. Mandau merupakan sejenis parang dengan panjang kira-kira 1/2 meter. Mandau sendiri berasal dari kata “Man”, yaitu salah satu suku di China bagian selatan dan ‘Dao’ yang berarti golok dalam bahasa China. Senjata yang berasal dari Suku Dayak ini rupanya dibuat oleh pandai besi yang mempunyai ilmu gaib.
Mandau juga mempunyai ciri khas, yaitu adanya ukiran-ukiran pada bagian bilahnya yang tidak tajam. Banyak juga dijumpai ada tambahan lubang-lubang di bilahnya yang ditutup dengan kuningan atau tembaga dengan maksud untuk memperindah bilah mandau.
Ternyata, mandau terdiri dari dua macam, yakni mandau tampilan dan mandau biasa. Biasanya, mandau versi tampilan digunakan untuk perang dan upacara. Sedangkan mandau biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
2. Perisai (Talawang)
Untuk melengkapi mandau, masyarakat Suku Dayak menggunakan talawang (tameng atau perisai) dalam berperang. Sama halnya dengan mandau, talawang merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat Dayak terhadap kekuatan magis. Selain itu, talawang juga memiliki sisi estetis yang ditunjukkan pada motif ukirannya.
Talawang dibuat dari kayu ulin atau kayu besi. Tapi, ada juga yang terbuat dari kayu liat. Kayu jenis ini merupakan bahan pokok yang sering digunakan dalam pembuatan talawang. Kayu-kayu tersebut dipilih karena selain ringan, juga mampu bertahan hingga ratusan tahun. Seperti perisai pada umumnya, talawang berbentuk persegi panjang yang dibuat runcing pada bagian atas dan bawahnya. Panjang talawang sekitar 1-2 meter dengan lebar maksimal 50 centimeter. Sisi luar talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan Dayak, sementara bagian dalamnya diberi pegangan.
3. Sumpit / Sipet
Sumpit atau dalam bahasa Kalimantan Tengah disebut Sipet ini merupakan senjata tradisional yang dipergunakan dalam pertempuran, berburu, hingga sebagai senjata pembunuh secara diam-diam. Jika disepertikan yaitu seperti sniper tetapi versi tradisionalnya, hehe.
Cara menggunakan senjata ini yaitu dengan cara ditiup. Layaknya sniper, sumpit ini dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh dan memiliki akurasi tembak mencapai 200 meter. Sumpit yang terdiri dari tabung bambu dan kayu yang panjangnya sekitar 1-3 m, dilengkapi dengan anak sumpit sebagai peluru yang berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 1 cm.
Anak sumoit atau damek ini bisa terbuat dari bambu yang salah satunya berbentuk kerucut dan terbuat dari kayu yang massanya ringan (kayu pelawi) yang berfungsi agar anak sumpit dapat melesat dengan lurus juga sebagai penyeimbang saat lepas ditiupkan buluh.
Sedangkan ujung lainnya berbentuk runcing dan diberikan racun yang mematikan untuk berburu binatang buruan. Racunnya pun terbuat dari getah tumbuh-tumbuhan hutan yang hingga saat ini belum ada penawarnya. Serem juga ya senjata tradisional ini.
Karena cara kerjanya ditiup, untuk menentukan sejauh mana jarak anak sumpit itu melesat, ditentukan dengan seberapa kuat tidaknya nafas saat ditiupkan. Mungkin kalau kita yang meniupnya (pemula) hanya akan melesat 1 meter saja. Mau mencoba senjata tradisional ini? Siapkan nafas yang kuat ya.
4. Duhung / Dohong
Duhung yang merupakan senjata tradisional suku dayak ini dipercaya merupakan senjata tertua suku dayak. Pemilik awal senjata ini juga memang tidak sembarang orang, hanya raja-raja dan leluhur orang dayak. Seperti Raja Sangiang, Raja Sangen, dan Raja Bunu.
Menurut legenda, ketiga raja tersebut mempunyai duhung yang berbeda. Duhung milik Raja Sangiang dan Raja Sangen terbuat dari besi yang dapat mengapung. Sedangkan duhung milik Raja Bunu terbuat dari besi yang tidak dapat mengapung. Duhung jenis ini biasa disebut dengan leteng.
Duhung yang memiliki ukuran sekitar 50-75 cm ini pada jaman dahulu digunakan sebagai alat untuk berburu dan bercocok tanam. Dalam perkembangannya, untuk saat ini duhung tidak lagi berfungsi dan dipergunakan sebagai senjata, tetapi dijadikan sebagai benda pusaka yang dipajang dan disimpan.
5. Kancip
Kancip adalah alat pemotong sejenis gunting yang digunakan untuk memotong buah pinang pelengkap sirih pinang.
Itulah senjata tradisional kalimantan tengah yang menjadi bagian dari aset budaya Indonesia. Semoga menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat. Terimakasih telah berkunjung.





No comments for "Senjata Tradisional Kalimantan Tengah"
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan pesan jika anda mempunyai saran kritik ataupun pertanyaan seputar topik pembahasan.